Postingan

REHABILITASI LAHAN DAN PENYEDIAAN BIOMASSA UNTUK PENYERAPAN KARBON, PENURUNAN EMISI DARI INDUSTRI BERBAHAN BAKAR BATUBARA BAGI PENINGKATAN EKONOMI PEDESAAN SERTA PERLINDUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP

Pendahuluan Dalam konteks tantangan perubahan iklim dan kebutuhan akan energi yang terus meningkat, pentingnya mengejar solusi yang berkelanjutan untuk mengurangi emisi karbon menjadi semakin mendesak. Artikel ini akan membahas rencana rehabilitasi lahan dan penyediaan biomassa sebagai solusi terintegrasi yang menguntungkan lingkungan, ekonomi pedesaan, serta industri berbahan bakar batubara. Rumusan Masalah A. Pada sisi kepentingan lingkungan hidup dan kehutanan: Banyak Lahan Kritis : Banyak lahan yang saat ini berada dalam kondisi kritis, memiliki dampak negatif terhadap lingkungan hidup dan kehutanan. Fungsi Lingkungan Hidup Tidak Optimal : Lahan kritis ini tidak optimal dalam fungsi tata air dan penyerapan karbon, sehingga menyebabkan masalah lingkungan. Manfaat Ekonomi yang Terbatas : Fungsi ekonomi lahan tersebut bagi masyarakat pedesaan juga terbatas. B. Dari sisi industri berbahan bakar batubara: Penyumbang Emisi Signifikan : Industri berbahan bakar batubara dianggap sebagai pe

Memori Keberlanjutan SDI Banten

Menandai tugas baru, pada habitat lama,  ijinkan untuk berbagi sedikit saja dari sekelumit perjalanan tugas, dan perkenankan untuk menitipkan beberapa cita-cita yang tertinggal pada tugas sebelumnya di frekuensi statistik yang didalamnya terdapat amanat untuk mengimplementasikan SDI (Satu Data Indonesia).  Semoga tak salah untuk berharap dan bermohon, agar target statistik sektoral termasuk SDI Banten yang sudah berjalan, dapat tetap  berprogres sesuai kesepakatan-kesepakatan yang sudah dirumuskan bersama para pihak penyelenggara SDI Banten sebelumnya. Yaitu penyelenggara  SDI Banten yang terdiri dari Pembina Data, Sekretariat SDI, wali data, wali data pendukung dan para produsen data.  Keberlanjutan SDI Banten perlu untuk terus dijaga agar  sampai pada bentuk terbaiknya.  A. Aspek Kebijakan dan Perencanaan SDI Banten SDI Banten sudah berjalan cukup baik, diawali dengan terbitnya Kebijakan Daerah melalui Pergub Banten No 2/2020, sebagai penjabaran dari Perpres 39/2019. Pengawalan 4 pri

Manajemen Rapat Efektif di Lingkungan Instansi Pemerintahan

 Rapat merupakan salah satu kegiatan yang sering dilakukan di lingkungan instansi pemerintahan dan merupakan alat yang penting dalam menjalankan manajemen pemerintahan. Kegiatan rapat dilakukan untuk memfasilitasi berbagai jenis pembahasan atau keputusan yang harus diambil. Ada banyak jenis format rapat yang dapat digunakan untuk tujuan tertentu, namun seringkali pelaksanaan rapat diselenggarakan dengan format rapat yang belum tepat, yang mengakibatkan penyelenggaraan rapat jauh dari tujuan yang ingin dicapai . Berikut adalah jenis-jenis format rapat : 1. Rapat Sosialisasi  Rapat sosialisasi biasanya digunakan untuk memberikan informasi tentang suatu kebijakan atau program kepada para peserta rapat. Tujuannya adalah agar peserta rapat memahami informasi yang disampaikan dan dapat mengkomunikasikan informasi tersebut ke dalam organisasi atau kepada masyarakat. 2. Rapat Evaluasi  Rapat evaluasi digunakan untuk mengevaluasi kinerja suatu program atau kegiatan yang telah dilaksanakan.

Cerita Warung Kopi Perampingan Birokrasi, Struktural Menuju Fungsional (Bagian II)

Dengan bantuan teman baru, berikut kami sajikan bagian kedua beberapa kemungkinan tanggapan/reaksi yang bisa dirangkum dari "cerita warung kopi" obrolan menanggapi  kebijakan perampingan birokrasi yang sekarang dilakukan pemerintah. Saya katakan kemungkinan, karena percakapan tersebut selain yang saya temui langsung, juga terdapat rangkuman yang saya peroleh dari teman baru.  Sayangnya teman baru ini agak pelit untuk menyebutkan darimana ia mendapatkan info tersebut.  Pada kesempatan kali ini, saya ingin membahas tanggapan dan reaksi internal ASN terhadap kebijakan perampingan birokrasi yang mengubah jumlah level birokrasi menjadi hanya 2 level. Kebijakan ini dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja birokrasi. Namun, implementasi kebijakan ini memicu berbagai tanggapan dan reaksi dari ASN. Berikut ini adalah beberapa contoh tanggapan dan reaksi ASN terhadap kebijakan perampingan birokrasi: 1. Optimistis - Terdapat sejumlah ASN yang merasa optimistis deng

Cerita Warung Kopi Perampingan Birokrasi, Struktural Menuju Fungsional (Bagian I)

Pemerintah saat ini sedang dalam proses penerapan kebijakan perampingan organisasi, dengan memangkas struktur organisasi hanya menjadi 2 level dari yang biasanya terdiri dari 4 level . Dua level dihilangkan, artinya akan banyak jabatan struktural yang hilang dan banyak pejabat yang kehilangan jabatan strukturalnya.  Tetapi sebenarnya mereka yang kehilangan jabatan strukturtural bukan berarti akan tanpa jabatan, karena pemerintah sudah menyiapkan jabatan lain, yang disebut dengan jabatan fungsional. Ada peralihan dari struktural ke fungsional. Bagi ASN yang mengalami langsung masa peralihan ini, ada yang menghadapinya dengan optimis ada juga yang dalam kondisi harap-harap cemas.  Karena memasuki sesuatu yang baru, selain menjanjikan harapan tapi juga ada sisi lain, yang kadang menyisakan ketidakpastian. Apalagi perubahan ini sangat drastis dan beberapa pihak tidak menyangka pemerintah akan dengan cepat dan berani mengeksekusi peralihan ini secara merata dari pusat sampai